Berita Terkini ..
MIAMI - Komandan pasukan militer Amerika Serikat (AS) yang berada di Afghanistan memperingatkan, rencana gereja kecil di Florida yang akan membakar Alquran pada saat perayaan 11 September mendatang, dapat membahayakan jiwa pasukannya.

Peringatan itu dikeluarkan setelah maraknya protes yang dilakukan oleh ratusan orang di Ibu Kota Afghan, Kabul, yang meneriakkan "Kematian untuk Amerika" pada Senin kemarin waktu setempat, setelah mereka mendapatkan kabar adanya pembakaran Alquran di Gereja Dove World Outreach Center di Florida.

Dalam pernyataannya, gereja tersebut menyerukan pembakaran Alquran pada saat mengenang tragedi penyerangan pada 2001 yang ke-9.

Dua komandan tertinggi di Afghanistan pun mengatakan, pengajuan proposal pembakaran kitab suci umat Islam itu bisa membahayakan upaya presiden Barack Obama, untuk bisa merangkul 1,5 miliar jiwa pemeluk muslim. Mereka juga mengatakan bahwa hal tersebut juga bisa menyebabkan pembalasan terhadap pasukan AS yang kini berada di Afghanistan.

"Itu bisa membahayakan para pasukan dan bisa merusak semua usaha," ujar Jenderal David Patraeus, komandan pasukan AS di Afghanistan seperti dilansir Reuters, Selasa (7/9/2010).

Sementara itu Letnan Jenderal William Caldwell, komandan NATO Misi Pelatihan Afghanistan mengatakan kepada CNN, rencana pembakaran Alquran oleh gereja di Florida itu sudah membakar kemarahan warga di Afghanistan.

"Alquran merupakan kitab suci mereka, jadi jika seseorang mencoba untuk mengancurkan dan mencoba untuk mencemarkan suatu hal yang mereka sakralkan, hal tersebut membuat kekhawatiran di semua orang," ujarnya.

Di Kabul, banyak para demonstran merupakan para pelajar dari sekolah agama yang berkumpul di depan masjid Milad ul-Nabi. Mereka menyatakan akan terus melakukan aksinya hingga AS menghentikan mendiskreditkan kitab suci mereka.